Kamis, 22 Mei 2014

Kehidupan


Kehidupan, kau tak bisa mengendalikanku!

Saat kau berusaha menyakitiku, aku tertawa, dan tawa tak mengenal rasa sakit

Aku menyesuaikan kesenanganmu kalau mendapatnya, kesedihanmu tidak mematahkan semangatku, karna ada tawa dalam jiwaku

Air matamu bukanlah untuk ku. Aku sungguh lebih menyukai tawa. Aku menggunakannya sebagai pengganti rasa sakit dan kekecewaan

Kehidupan! Kau penipu yang plin plan! Kau memasukan emosi cinta dalam hati supaya dapat menggunakannya sebagai duri untuk melubangi jiwaku. Tetapi aku belajar menghindari jebakanmu dengan tawa

Kau berusaha mengiming-imingiku dengan hasrat emas. Tapi aku mengalahkanmu dengan memilih jalan yang mengarah ke pengetahuan tidak terbatas

Kau merayuku untuk membangun sebuah persahabatan indah, lalu mengubah temanku menjadi musuh. Sehingga kau buat hatiku mengeras, tapi aku menghindari kelicikanmu dengan menertawakan upayamu dan memilih teman baru dengan caraku sendiri

Kau mengancamku dengan kematian, tapi bagiku kematian tak lebih dari tidur panjang yang damai dan tidur adalah pengalaman termanis yang dialami manusia – setelah tertawa

Kau membangun api harapan di dadaku lalu memercikan air kobarannya, tapi aku mengunggulimu dengan menyalakan kembali api itu dengan caraku sendiri – dan sekali lagi menertawakanmu

Kau melahirkanku ke dunia di dalam kesedihan. Orang tua yang berpisah, lingkungan yang kejam, tapi itu terbukti merupakan berkah terselubung karena keadaan ini mengajarkanku ada sebuah kekuatan untuk memilih tindakan tanpa terpengaruh keadaan dan situasi bebas dari obat-obatan terlarang, minuman beralkohol, dan keteguhan hati dan ratusan perilaku berguna lainnya yang tak akan pernah diketahui oleh orang yang tidak pernah merasakan apa itu derita


Kehidupan. Kau menjalar sejauh yang kupedulikan. Karna kau tidak punya apa-apa untuk menjauhkanku dari tawa dan kau tak berdaya tanpa apa pun untuk menakutiku, karena aku menyadari ketenangan jiwa, kebahagiaan, dan anugrah adalah sebuah pilhan.