Lanjutan dari postingan Religion sebelum membaca yang ini aku anjurkan kalian baca postingan sebelumnya, ini masih membahas seputar agama. Dulu aku pernah membaca buku Charles Kimball "When Religion Becomes Evil" dia melontarkan kritik tajam terhadap agama monoteisme (ajaran menganut satu Tuhan).
Menurutnya, sekarang ini agama tidak lagi berhak bertanya: Apakah umat di luar agamaku diselamatkan atau tidak? Apalagi bertanya bagaimana mereka bisa diselamatkan? Teologi (agama) harus meninggalkan perspektif (pandangan) sempit tersebut. Teologi mesti terbuka bahwa Tuhan mempunyai rencana keselamatan umat manusia yang menyeluruh. Rencana itu tidak pernah terbuka dan mungkin agamaku tidak cukup menyelami secara sendirian. Bisa jadi agama-agama lain mempunyai pengertian dan sumbangan untuk menyelami rencana keselamatan Tuhan tersebut. Dari sinilah, dialog antar agama bisa dimulai.
Sudah kusebutkan di postingan sebelumnya aku tidak mengikuti agama apapun dan aku percaya pada satu Tuhan, Tuhan yang menciptakan alam semesta, Tuhan yang menciptakan aku, kamu, kita semua. Aku tidak punya agama lantas apa jaminan bahwa aku adalah orang yang baik, Dan menjauhi perbuatan buruk?
Beragama atau tidak bukan jaminan seseorang menjadi orang yang baik, Sekali lagi aku tegaskan aku disini bukan mengajak agar kalian menjadi seperti aku, Aku tidak bilang bahwa Agama salah, Aku hanya membagikan pengetahuanku yang terbatas ini untuk mendapatkan masukan dan kritik agar pemahamanku bertambah luas
Aku tidak menjalankan ibadah Sholat, aku tidak ibadah ke Gereja, atau menjalankan ibadah agama apapun Kalian pasti bertanya-tanya lantas matinya nanti mau masuk mana, lubang kubur sudah pasti, maksud pertanyaannya adalah masuk Surga ataukah Neraka?
Sebelumnya aku pernah berbincang dengan seorang Vicaris dia mengatakan kurang lebih begini "Jika berbuat baik jaminan masuk surga seberapa banyak perbuatan baikmu dalam sehari? apakah cukup agar masuk surga? apakah timbangan baikmu lebih banyak? maksud yang kutangkap disini adalah Neraka bisa penuh kalau memakai sistem berbuat baik seperti itu dan saat aku bertanya apa kah maksud kata-katanya tadi seperti itu, dia membenarkan dan berkata yang mengantar kan manusia ke Kerajaan Surga adalah Iman kepada Tuhan Yesus, Begitu juga dengan agama Mono-Theisme lain misalnya islam berbuat baik bukan jaminan masuk surga jika kamu menyembah Tuhan lain.
Tuhan cuma satu, aku percaya pada Tuhan, Tuhan yang menciptakan kita semua tanpa terkecuali. Timbangan baik dan buruk Tuhan hanya Tuhan yang tau. logika manusia tidak akan sampai.
Silahkan hitung berapa perbuataan baik dan burukmu hari ini, selanjutnya lakukan rutin sampai ajal hampir menjemput kamu dan minta seseorang membacakan hasilnya, jika sudah dapat hasilnya kamu akan tau lebih banyak perbuatan baik atau perbuatan buruk yang kamu lakukan, Dan kamu tau kamu akan masuk surga atau neraka, Konyol bukan :). Masuk surga dan neraka hanya Tuhan yang tau! Hitungan yang kamu pakai untuk menghitung berbeda dengan hitungan Tuhan.
Kembali ke pokok masalah apa jaminan bahwa Aku orang yang baik, dan Menjauhi perbuatan buruk sedangkan agama saja tidak punya.
Aku membedakan sikap seseorang menjadi 2 kategori, mau dia beragama atau tidak, yaitu Reaktif dan Proaktif. Kebiasaan buruk yang menyebabkan kita sulit memahami orang lain, dan gampang terlibat pertengkaran adalah sikap "Reaktif". Sikap Reaktif: Silahkan salahkan segala masalahmu kepada orang tuamu, pacarmu, lingkunganmu yang sialan pemerintah atau siapalah. Anggaplah dirimu cuma korban. Tidak usah bertanggung jawab atas hidupmu sendiri! Bersikaplah seperti binatang. kalau lapar, makan. kalau seseorang membentakmu, balas bentak! Kalau kamu ingin melakukan sesuatu yang kamu tahu keliru, lakukan saja.
sikap Reaktif tadi pernahkah kamu melakukannya walaupun cuma sesekali :) ?
Sedangkan Proaktif: kendalikan hidupmu, Kamulah sumber pendorong dirimu sendiri. Kamulah kapten hidupmu. Kamu bisa memilih sikap!. tentu saja aku memilih menggunakan sikap Proaktif dalam menjalani hidupku
Aku punya prinsip "AKU LAH YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS APA YANG TERJADI DIDALAM HIDUPKU. AKULAH YANG BERTANGGUNG JAWAB DAN MENGAMBIL PERAN PENUH ATAS APA YANG TERJADI. DAN SESUATU TIDAK TERJADI TANPA SEBAB AKIBAT.
Daripada menjadi bulan-bulanan keadaan aku lebih memilih sikap seperti itu, mengambil tanggung jawab 100% itu berati mengakui sepenuhnya bahwa aku yang menciptakan output yang aku alami saat ini akibat reaksi dan responku di masa lalu. Dengan posisi seperti itu pula aku bisa menciptakan output Masa depan. Dengan berhenti mengeluh dan menyalahkan kita mengakui bahwa kita sendirilah yang memikul tanggung jawab atas apa yang terjadi, Baik kesuksesan mapun kegagalan: Bukan menyalahkan Takdir tuhan, Menyalahkan Setan, Menyalahkan Pemerintah, Meyalahkan orang, dan lain-lain.
Tuhan dikemanakan? kalau ada yang bertanya seperti itu begini.. menurutku Tuhan menganugerahkan kita kemampuan luar biasa "Kemampuan untuk memilih" Setan/Iblis beserta pasukannya memang diciptakan untuk menggoda manusia. tapi pernahkah Setan membawa Ak47 kemudian mengancam kamu untuk melakukan tindakan yang buruk? Setan memberi saran dan kamu punya kemampuan memilih kamu bisa jadi Pembunuh atau orang cinta damai, Pengguna Zat adiktif, Seks diluar nikah, perbuatan terpuji atau tidak terpuji, Itu karna kamu yang memilih :)
Tugas kita sebagai manusia kepada tuhan bukan meminta dan memohon sambil menangis nangis kepadanya, ataupun bertanya: Ya tuhan mengapa ini terjadi padaku. Tuhan sudah memberi kamu banyak hal dan matamu buta tidak melihat anugerah disekelilingmu
Tugas kita kepada Tuhan adalah Bersyukur, Bersyukur, Bersyukur, dan Bersyukur atas segala anugrahnya yang luar biasa.
Aku tentu menjauhi perbuatan buruk dan mencoba jadi orang baik. Karna aku tau jadi baik atau tidak itu pilihan :)