Minggu, 23 Desember 2012

Lubang Buaya



Pertama-tama, apa itu lubang buaya?Lubang buaya adalah julukan untuk sumur dimana para Jenderal Angkatan Darat dibuang oleh kelompok PKI (atau setidaknya begitu menurut sejarah). Kalau lubang buaya dalam sejarah adalah sumur dengan dasar, maka lubang buaya disini adalah lubang tidak berdasar. Saat Anda terjatuh ke dalamnya, Anda akan terus melayang tanpa pernah berhenti. Lubang desperate, lubang lonely, lubang sakit hati, ya itu nama lain dari Lubang Buaya yang aku maksud.


Aku masih ingat bertahun-tahun lalu saat sedang mengejar seorang wanita, aku bertanya ke teman-teman apa yang harus dilakukan untuk menarik perhatiannya. Dan seperti yang pernah Anda alami juga, rata-rata mereka akan mengatakan hal yang sama: "Udah tunjukkin kamu suka sama dia belum?" "Tunjukin!" Waktu itu aku tidak tahu apa-apa.

Tentu saja semua usulan itu terasa sangat benar. aku melakukannya dengan setia dan persis anjuran mereka. Singkat cerita, aku berakhir tergelincir, jatuh, dan patah hati. Setelah pelan-pelan merangkak naik, aku kembali bertemu wanita yang menarik. aku kembali bertanya ke teman-teman dengan saran mereka yang tidak berubah. Mentalitasku yang masih lossy membuat aku melupakan pengalaman sebelumnya dan mengambil jalan yang sama.
aku terjatuh kembali. aku gak belajar dari pengalaman. aku kembali menempuh jalan yang sama yang menyebabkan aku dulu terjatuh.

Anda pasti pernah mendengar anekdot "Keledai saja tidak akan jatuh di lubang yang sama."
Jika seekor keledai terjungkir pada sebuah jalan, dia memiliki kepintaran untuk mengenali bentuk lubang yang membuatnya terjatuh dan berusaha menghindarinya lain kali. Seekor keledai menggunakan kemampuan otaknya (yang serba terbatas) untuk tidak terjatuh lagi.



Sebagai pria, kita katanya dianugerahi kekuatan logika yang mengatasi intuisi hati. Tetapi pada kenyataannya dalam urusan romance, seringkali logika itu lalu dikalahkan oleh emosi-emosi lainnya. Anda tidak menyadari ketika Anda berusaha merangkak naik setelah sebelumnya terjatuh dari wanita A yang menolak Anda, tiba-tiba datang wanita B yang menawan hati Anda namun entah kenapa Anda mengulangi jalur yang sama di jalan berlubang yang sama dan Anda kembali tergelincir ke dalamnya.


Anehnya, Anda akan sibuk menyalahkan lubang sialan itu atau malah menyalahkan wanita tersebut. Anda jarang sekali menyadari bahwa pilhan Anda untuk melalui jalan tersebutlah yang menyebabkan Anda terjatuh. Saat seorang pria sedang mengejar wanita, ia akan terbiasa untuk menggunakan jalan yang sama, jalan yang diajarkan oleh paragdima, oleh lingkungan, oleh TV, atau film. Jalan yang Anda pikir akan mengantarkan Anda ke hati wanita tersebut.
Tapi sayangnya,... yang ada di ujung jalan tersebut adalah lubang yang tidak berkesudahan.
Jadi apa yang harus aku lakukan untuk menghindari lubang tersebut?

Pertama, sadarkan diri Anda dari paradigma yang salah. Buang saran-saran dari teman Anda yang dulu terbukti hanya membuat diri Anda terjatuh.


Kedua, mungkin bukan salah Anda kalau Anda hanya mengetahui hanya satu jalan untuk mendapatkan wanita. Semua orang di sekeliling Anda terbiasa mengejar wanita, jadi Anda otomatis melakukan hal yang sama. aku gak bisa memberikan Anda puluhan jalan lainnya berikut detil cara, namun yang bisa aku bagikan adalah satu prinsip utamanya: Dari Mengejar menjadi Dikejar


Langkah ketiga adalah, tampar diri Anda ketika Anda sadar Anda tengah berjalan menurun menuju lubang tersebut, dan segeralah berbalik arah! Karena begitu Anda mencicipi jalan tersebut, Anda akan terus mencoba jalan tersebut berharap ujungnya bukanlah lubang. Dan begitu Anda terjatuh, Anda akan terus terjatuh sampai Anda mau berusaha menarik diri Anda dan mencari jalan yang lain.


Kalau keledai saja bisa sadar saat mengambil jalan yang salah, Anda juga bisa kan? Atau Anda lebih dungu dari keledai dan masih tetap melangkah di jalan yang berujung lubang buaya itu? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar